WA untuk Follow Up Customer Properti? Ini Triknya Biar Closing!
Di era digital sekarang ini, persaingan di dunia properti makin ketat banget. Sebagai sales atau agen properti, kita harus pinter-pinter cari cara buat closing penjualan. Salah satu kunci suksesnya adalah follow up yang efektif. Nah, ngomongin follow up, ada satu aplikasi yang paling pas dan wajib kamu kuasai: WhatsApp!
Bayangin deh, hampir semua orang punya WA dan sering banget ngecek notifikasi. Makanya, WA ini jadi media paling jitu buat ngejar customer biar mereka nggak cuma jadi leads doang, tapi bisa sampai jadi pembeli properti kamu. Tapi, gimana caranya biar follow up WA kita nggak cuma dibaca doang, bahkan bisa diabaikan? Tenang, ada triknya kok!
Kenapa WA Penting Banget buat Follow Up Properti?¶
Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa sih harus WA? Kenapa nggak telepon atau email aja? Jujur aja, WA itu punya banyak kelebihan yang bikin dia unggul banget buat urusan follow up properti. Pertama, WA itu personal dan instan. Pesanmu bisa langsung sampai di tangan customer dan kemungkinan dibaca juga jauh lebih tinggi dibanding email yang kadang masuk spam atau telepon yang mungkin nggak diangkat karena sibuk.
Kedua, WA itu multimedia friendly. Kamu bisa kirim foto properti yang cakep, video virtual tour yang bikin ngiler, brosur digital dalam format PDF, atau bahkan voice note yang terasa lebih personal. Ini penting banget karena properti itu kan produk visual, jadi dengan WA, kamu bisa pamerin semua keunggulannya langsung ke calon pembeli. Ketiga, sebagian besar orang sudah terbiasa pakai WA sehari-hari. Jadi, kamu nggak perlu lagi minta mereka instal aplikasi baru atau repot-repot buka komputer cuma buat lihat properti. Praktis, kan?
Ketiga, WA itu punya fitur untuk menunjukkan pesan sudah terkirim (centang satu), sudah diterima (centang dua), dan sudah dibaca (centang biru). Ini bisa jadi indikator awal buat kita untuk tahu apakah pesan kita sampai atau tidak, meski tidak selalu menjamin balasan. Dengan semua kemudahan ini, WA jadi senjata paling ampuh buat ngejar closing properti kamu.
Trik Jitu Biar Follow Up WA Kamu Nggak Dicuekin!¶
Oke, sekarang kita masuk ke bagian intinya. Gimana sih caranya biar follow up via WA kamu beneran nampol dan nggak cuma jadi penghuni tumpukan chat doang? Ada beberapa trik yang bisa kamu coba dan pastinya efektif banget.
Personalisasi Pesan, Bukan Cuma Copy-Paste!¶
Ini adalah kunci paling utama. Jangan pernah kirim pesan broadcast yang isinya sama persis ke semua customer kamu. Calon pembeli itu pintar dan mereka bisa langsung tahu kalau pesanmu itu hasil copy-paste massal. Sebutkan nama mereka di awal pesan, dan kalau bisa, kaitkan dengan obrolan atau ketertarikan mereka sebelumnya.
Misalnya, kalau mereka pernah nanya tentang rumah dengan 3 kamar tidur di area tertentu, ingatkan lagi. “Halo Bapak/Ibu [Nama], gimana kabarnya? Ingat waktu itu Bapak/Ibu mencari rumah dengan 3 kamar tidur di daerah [Nama Daerah]? Kebetulan banget, saya baru ada unit baru yang cocok nih!” Pesan yang personal akan terasa lebih dihargai dan punya engagement yang lebih tinggi.
Waktu yang Tepat Itu Penting Banget!¶
Pernah nggak sih kamu dapat WA jualan jam 2 pagi? Atau pas kamu lagi sibuk-sibibunya di kantor? Pasti langsung males kan? Nah, makanya, perhatikan waktu pengiriman pesan. Hindari mengirim pesan terlalu pagi (sebelum jam 9 pagi) atau terlalu malam (setelah jam 8 malam). Waktu paling ideal untuk follow up adalah di jam-jam kerja, sekitar pukul 10 pagi hingga 5 sore.
Selain itu, perhatikan juga peak hour dan off-peak hour mereka. Kalau kamu tahu calon pembeli adalah pekerja kantoran, hindari mengirim pesan di jam-jam sibuk mereka. Pilihlah waktu di mana mereka kemungkinan besar sedang santai atau punya waktu luang untuk membaca dan merespons pesan.
Konten yang Berharga, Bukan Cuma Jualan Doang!¶
Ini dia yang sering dilupakan banyak sales. Follow up itu bukan cuma “jadi beli nggak?” atau “gimana, sudah ada keputusan?”. Berikan value atau nilai tambah di setiap pesanmu. Misalnya, berikan info update terbaru tentang proyek yang diminati, promo spesial yang akan berakhir, atau bahkan analisis tren pasar properti di area tersebut.
Kamu juga bisa membagikan informasi seputar kemudahan KPR terbaru, tips membeli rumah pertama, atau bahkan cerita sukses pembeli lain yang sudah closing dan merasa puas. Dengan memberikan konten yang berharga, kamu akan terlihat sebagai konsultan yang membantu, bukan sekadar penjual. Ini akan membangun kepercayaan dan membuat customer lebih terbuka.
Gunakan Fitur WA Seoptimal Mungkin!¶
WhatsApp itu punya banyak fitur keren yang bisa kamu manfaatkan, apalagi kalau kamu pakai WhatsApp Business. Jangan cuma pakai buat kirim teks doang!
- Status WA: Ini adalah spot gratis buat promosi harianmu. Posting foto unit yang baru, video virtual tour, testimoni customer, atau info promo terbaru di Status WA kamu. Calon pembeli yang mungkin lagi scroll status teman-temannya bisa saja melihat properti kamu dan jadi penasaran.
- Broadcast List: Fitur ini berguna banget buat kirim pesan ke banyak orang sekaligus tanpa harus membuat grup. Tapi ingat, gunakan secara bijak. Segmentasikan broadcast list-mu berdasarkan minat customer. Misalnya, satu list untuk yang minat apartemen, satu lagi untuk rumah tapak. Jangan sampai kamu kirim info rumah tapak ke orang yang cuma minat apartemen, itu bisa bikin mereka risih.
- Pesan Otomatis (WA Business): Manfaatkan fitur quick replies untuk jawaban pertanyaan yang sering muncul. Jadi, kamu nggak perlu ngetik ulang terus-menerus. Ada juga away messages kalau kamu lagi nggak bisa balas cepat, jadi customer tahu bahwa pesan mereka sudah diterima.
- Katalog Produk (WA Business): Fitur ini memungkinkan kamu menampilkan properti-properti yang sedang kamu jual lengkap dengan deskripsi, harga, dan foto. Customer bisa langsung melihat-lihat portofolio propertimu dengan mudah tanpa harus keluar dari WA.
Gaya Bahasa yang Menarik dan Friendly¶
Pernah dapat chat dari sales yang bahasanya kaku banget kayak robot? Pasti males kan balesnya? Coba deh, gunakan gaya bahasa yang lebih santai, friendly, dan mudah dimengerti. Anggap saja kamu lagi ngobrol sama teman, tapi tetap profesional. Gunakan emoji secukupnya untuk menambah kesan ramah dan ekspresif, tapi jangan berlebihan sampai terlihat nggak serius.
Contoh: “Hai Kak [Nama], gimana nih kabarnya? Semoga sehat selalu ya! Oh iya, kemarin kan Kakak sempat nanya soal cluster [Nama Cluster], kebetulan banget minggu ini ada open house lho! ✨ Mau ikutan?” Ini jauh lebih menarik dibanding “Yth. Bapak/Ibu [Nama], kami memberitahukan bahwa cluster [Nama Cluster] akan mengadakan acara open house. Mohon kehadiran Bapak/Ibu.”
Jangan Spam! Batasi Frekuensi Pesan¶
Meskipun follow up itu penting, jangan sampai kamu jadi tukang spam. Mengirim pesan terlalu sering atau bertubi-tubi dalam waktu singkat akan membuat customer merasa terganggu dan akhirnya memblokir nomormu. Berikan jeda yang cukup antar pesan. Kalau customer belum merespons, tunggu 1-2 hari sebelum follow up lagi dengan konten yang berbeda.
Kalau mereka sama sekali nggak merespons setelah 2-3 kali follow up dengan jeda, mungkin kamu bisa coba variasi pesan yang lebih pendek atau menanyakan secara langsung apakah mereka masih tertarik atau tidak. Yang penting, jangan memaksakan diri.
Fokus ke Solusi, Bukan Jualan Doang¶
Calon pembeli properti itu punya masalah atau kebutuhan yang ingin mereka penuhi. Mungkin mereka butuh rumah pertama, investasi jangka panjang, atau rumah yang lebih besar untuk keluarga. Jangan cuma fokus “ayo beli properti ini!”. Ubah perspektifmu menjadi “bagaimana properti ini bisa menjadi solusi terbaik untuk mereka?”.
Misalnya, kalau customer butuh rumah pertama, jelaskan bagaimana properti yang kamu tawarkan bisa jadi investasi cerdas untuk masa depan mereka. Kalau mereka cari investasi, tunjukkan potensi kenaikan harga atau keuntungan sewa di properti tersebut. Dengan fokus pada solusi, kamu akan lebih mudah terhubung dengan kebutuhan mereka.
Ajak Interaksi, Jangan Cuma Komunikasi Satu Arah¶
Percakapan yang efektif itu dua arah. Jangan cuma kamu yang kirim info. Ajak customer untuk berinteraksi. Tanyakan pendapat mereka tentang properti yang sudah dilihat, tanyakan apa lagi yang ingin mereka ketahui, atau ajak mereka survei lokasi.
Contoh: “Setelah lihat video virtual tour kemarin, kira-kira bagian mana nih yang paling Bapak/Ibu suka dari unitnya? Ada yang bikin penasaran lagi nggak?” Atau “Kalau ada waktu luang, gimana kalau kita sekalian survei langsung ke lokasinya? Bisa saya jemput kok.” Dengan mengajak interaksi, kamu bisa lebih memahami kebutuhan dan keraguan mereka.
Siapkan Materi Pendukung yang Kece¶
Sebelum follow up, pastikan kamu sudah punya semua materi pendukung yang dibutuhkan. Ini bisa berupa:
- Brosur Digital (PDF): Brosur lengkap dengan denah, spesifikasi, dan harga.
- Foto-foto Kualitas Tinggi: Foto properti dari berbagai sudut yang aesthetic dan jelas.
- Video Tour (Pendek dan Menarik): Video singkat yang menampilkan highlight properti.
- Daftar Harga Terbaru: Pastikan info harga dan promo selalu up-to-date.
- Simulasi KPR: Jika customer menanyakan simulasi cicilan atau pembiayaan.
Materi-materi ini akan sangat membantu saat customer butuh info lebih lanjut. Kirimkan secara terpisah, jangan semua sekaligus di awal karena bisa bikin customer kewalahan. Kirimkan sesuai kebutuhan dan pertanyaan mereka.
Contoh Kalimat Follow Up WA yang Nampol!¶
Mari kita lihat beberapa contoh kalimat follow up WA yang bisa kamu adaptasi:
1. Untuk Prospek Baru (Setelah Mendapatkan Kontak)
- “Hai Kak [Nama], salam kenal! Saya [Nama Kamu] dari [Nama Agensi/Developer]. Kemarin Kakak sempat mengisi form minat properti [Nama Proyek/Tipe Unit] ya? Apakah ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut, Kak? Saya siap bantu kalau ada info yang dibutuhkan 😊”
- “Selamat pagi Bapak/Ibu [Nama], saya [Nama Kamu] dari [Nama Agensi/Developer]. Mohon maaf mengganggu waktunya. Saya ingin memberikan info lebih detail mengenai [Tipe Properti] di [Nama Lokasi] yang Bapak/Ibu cari kemarin. Apakah sekarang ada waktu sebentar untuk saya jelaskan?”
2. Setelah Kunjungan/Survei Lokasi
- “Halo Kak [Nama], gimana kesannya setelah kemarin lihat unit [Nama Unit/Proyek] secara langsung? Semoga cocok ya! Kalau ada bagian yang masih kurang jelas atau ingin didiskusikan lagi, jangan sungkan ya, Kak. Saya siap bantu!”
- “Selamat sore Bapak/Ibu [Nama], terima kasih sudah menyempatkan waktu survei properti kemarin. Apakah ada feedback dari Bapak/Ibu setelah melihat langsung unitnya? Mungkin ada hal lain yang ingin Bapak/Ibu pertimbangkan?”
3. Untuk Menawarkan Promo atau Update Terbaru
- “Kesempatan emas nih Kak [Nama]! Bulan ini ada promo spesial terbatas untuk unit [Tipe Unit] di [Nama Proyek]. Diskonnya lumayan banget lho, [Jumlah Diskon]! Berlaku sampai [Tanggal] aja. Mau saya kirim detailnya?”
- “Update terbaru Bapak/Ibu [Nama]! Proses pembangunan [Nama Proyek] sudah mencapai [Persentase]% lho, dan unitnya makin kelihatan bentuknya. Ada beberapa unit hook dengan pemandangan terbaik yang baru dirilis. Mau lihat videonya, Pak/Bu?”
4. Untuk Mendorong Closing
- “Kak [Nama], setelah kita diskusikan kemarin, sepertinya unit [Nama Unit] ini cocok banget dengan kriteria dan budget Kakak. Apalagi lokasinya strategis dan fasilitasnya lengkap. Gimana kalau kita segera amankan unitnya biar nggak keduluan yang lain? Saya siap bantu prosesnya sampai beres!”
- “Bapak/Ibu [Nama], penawaran terbaik untuk unit [Nama Unit] tinggal beberapa hari lagi nih. Ini momen pas banget buat investasi properti. Kalau ada yang ingin didiskusikan lebih lanjut soal pembayaran atau KPR, saya siap bantu. Kita bisa atur jadwal meeting singkat kapan pun Bapak/Ibu luang.”
Do’s and Don’ts dalam Follow Up WA Properti¶
Supaya follow up kamu makin maknyus, perhatikan juga hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan:
Do’s (Yang Boleh Dilakukan) | Don’ts (Yang Jangan Dilakukan) |
---|---|
Respons Cepat: Usahakan balas chat secepat mungkin. | Lambat Merespons: Calon pembeli bisa hilang minat. |
Jujur & Transparan: Berikan informasi yang akurat. | Berbohong/Melebih-lebihkan: Merusak kepercayaan. |
Ramah & Sopan: Jaga etika komunikasi. | Memaksa/Meneror: Bikin customer nggak nyaman dan risih. |
Berikan Pilihan: Tawarkan alternatif jika ada. | Hanya Jualan Satu Tipe: Kesannya tidak peduli kebutuhan customer. |
Sabar & Pengertian: Proses properti butuh waktu. | Mudah Menyerah/Frustasi: Prospek butuh waktu untuk mengambil keputusan. |
Personalisasi Pesan: Sesuaikan dengan profil customer. | Mengirim Pesan Generik/Broadcast Spam: Terlihat tidak profesional. |
Cek Kembali Pesan: Pastikan tidak ada typo atau salah info. | Mengirimkan Pesan dengan Banyak Typo: Kesannya tidak serius. |
Ajukan Pertanyaan Terbuka: Ajak customer berbicara lebih banyak. | Hanya Bertanya Ya/Tidak: Mempersempit percakapan. |
Jaga Komunikasi Berkelanjutan: Meski belum closing, tetap jalin silaturahmi. | Hilang Setelah Ditolak: Networking tetap penting untuk prospek di masa depan. |
Berikut visualisasi sederhana alur follow up WA:
mermaid
graph TD
A[Mulai: Dapatkan Kontak Prospek] --> B{Pesan Pembuka Personal};
B -- Respon Cepat --> C{Berikan Informasi Berharga};
C --> D{Tawarkan Jadwal Survei/Meeting};
D -- Setuju Survei --> E[Lakukan Survei/Meeting];
D -- Belum Setuju --> F{Follow Up Konten Berbeda};
E --> G{Setelah Survei: Tanya Feedback};
G -- Positif --> H{Tawarkan Solusi & Ajakan Closing};
G -- Negatif/Ragu --> I{Atasi Keberatan & Beri Informasi Tambahan};
H --> J[Closing Penjualan!];
I --> F;
F -- Tidak Respon Setelah 3x --> K[Jaga Hubungan, Jangan Spam];
K --> L[Mungkin Ada Prospek Lain Di Masa Depan];
Menjual properti itu butuh seni dan kesabaran, apalagi di era digital ini. WhatsApp adalah alat yang sangat powerful kalau kamu tahu cara menggunakannya. Kuncinya adalah personalisasi, memberikan nilai tambah, dan menjaga komunikasi yang efektif tanpa terkesan memaksa. Jangan lupa, setiap calon pembeli itu unik, jadi pendekatanmu juga harus fleksibel.
Dengan menerapkan trik-trik di atas, dijamin follow up WA kamu akan jauh lebih efektif dan peluang closing properti juga semakin besar! Ingat, properti itu bukan cuma jualan, tapi membantu orang mewujudkan impian mereka.
Nah, itu dia beberapa trik jitu follow up customer properti via WA. Bagaimana menurut kalian? Ada trik lain yang sering kalian gunakan dan berhasil? Yuk, share pengalaman dan tips jitu kalian di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar